UJI KOMPATIBILITAS DAN DAYA HASIL AKSESI BUNGA MATAHARI YANG TUMBUH DI KOTA BENGKULU
RINGKASAN
Bunga matahari merupakan komoditas penting untuk keperluan bahan makanan, obat-obatan, kosmetika dan bahan industri. Di Indonesia, mula-mula bunga matahari hanya ditanam sebagai tanaman hias, belum digunakan sebagai produk komersial. Sejalan dengan meningkatnya permintaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia harus mengimpor biji dan minyak bunga matahari dari negara penghasil khususnya Australia dan Amerik Serikat. Untuk mengurangi impor terhadap komoditi bunga matahari, perlu dilakukan budidaya dengan memperhatikan teknik budidaya sehingga kualitas bunga matahari yang diperoleh dapat menyamai kualitas bunga matahari impor. Dari hasil survei dilapangan terdapat tingkat kompatibilitas yang bervariasi pada aksesi bunga matahari yang ditemukan di berbagai kawasan di Propinsi Bengkulu. Kompatibilitas perkapitula 20-100%. Dengan demikian terdapat aksesi yang berbiji penuh (sempurna) dan aksesi yang hanya berbiji sebagian. Aksesi yang berbiji penuh disebabkan oleh peran tingkat kompatibilitas yang tinggi. Mekanisme kompatibilitas ini belum sepenuhnya dipahami. Oleh sebab itu perlu menyeleksi aksesi bunga matahari yang mempunyai tingkat kompatibilitas sendiri yang tinggi agar tidak tergantung dengan keberadaan polinator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas dan daya hasil aksesi bunga matahari yang tumbuh di kota bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 sampai Maret 2008, di lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Dengan ketinggian tempat ± 10 m dpl. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) secara faktorial. Faktor pertama merupakan lima aksesi bunga matahari dari wilayah kota Bengkulu yaitu A1(aksesi dari Kandang Limun), A2 (aksesi dari kelurahan Beringin Raya), A3( aksesi dari kelurahan Sawah Lebar Baru), A4 (aksesi dari kelurahan Kandang Mas) dan A5 (aksesi dari kelurahan Semarang). Faktor kedua yaitu perlakuan isolasi kapitula yang terdiri dari T0 (kapitula tidak diisolasi), T1 (kapitula diisolasi). Dari kedua faktor tersebut didapatkan 10 kombinasi dan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati yaitu umur berbunga, tinggi tanaman (cm), jumlah ruas, panjang ruas (cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm), diameter kapitula (mm), jumlah biji bernas dan tidak bernas perkapitula, berat biji (g), Panjang biji(mm), lebar biji (mm), dan tebal biji (mm). Data yang diperoleh, dianalisis dengan analisis varians dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncant Multiples Range Test). Pengujian kompatibilitas dilakukan secara visual maupun dengan cara menutup kapitula agar tidak terjadi persilangan terbuka (cross pollination). Dari analisis keragaman pada 5 aksesi bunga matahari menunjukan bahwa aksesi bunga matahari berbeda sangat nyata untuk semua variabel pengamatan kecuali variabel umur berbunga, panjang ruas dan lebar daun yang hanya berbeda nyata. Untuk isolasi kapitula berbeda sangat nyata pada variabel tinggi tanaman, jumlah biji bernas per kapitula, jumlah biji tidak bernas per kapitula, berat biji, panjang biji, lebar biji dan tebal biji. Interaksi antara aksesi dengan isolasi kapitula tidak berbeda nyata pada semua variabel kecuali pada variabel jumlah biji bernas per kapitula dan berat biji. Penampilan lima aksesi bunga matahari pada variabel pertumbuhan dan hasil menunjukan bahwa Aksesi 2 merupakan aksesi terbaik diantara aksesi yang lainnya. Aksesi 2 memiliki nilai yang tinggi keculi pada variabel jumlah biji tidak bernas per kapitula. Hal tersebut dapat dijadilan indikasi bahwa Aksesi 2 mempunyai tingkat kompatibilitas yang tinggi di bandingkan aksesi yang lain. Pada perlakuan isolasi kapitula diketahui bahwa bunga matahari yang kapitulanya diisolasi menghasilkan jumlah biji tidak bernas lebih banyak dibandingkan dengan bunga matahari tanpa isolasi. Hal ini menunjukan bahwa polinator sangat berperan aktif dalam penyerbukan bunga dan proses pembentukan biji. Dari interaksi antara aksesi dengan perlakuan isolasi diketahui bahwa interaksi antara Aksesi 1, 2 dan 3 tanpa perlakuan isolasi menunjukan jumlah biji bernas per kapitula yang terbanyak dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Untuk berat biji, Aksesi 1 tanpa perlakuan isolasi memberikan hasil terbaik dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata kompatibilitas sendiri dari lima aksesi bunga matahari yang digunakan masih sangat rendah. Kompatibilitas sendiri yang paling tinggi terdapat pada Aksesi 2 dengan nilai 4, 99%.
Selengkapnya download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar